Watu ulo diserunai

Seruni atau masyarakat biasa akrab menyebut “serunai”.adalah sebuah desa yg bersebelahan dengan desa sangkur yang juga terdapat situs batu sangkur.desa seruni masih termasuk dalam wilayah kec kabat.dan terletak di lereng raung yang sudah menjadi persawahan yang subur.”watu ulo ini sebenarya sudah lama ada dan menjadi perhatian masyarakat sehingga banyak yang dtang ketempat ini untuk sekedar melihat keanehan ini.

Batu ini sebelumnya berbentuk badan ular yang utuh tanpa kepala. Menjalar dari bawah jurang hingga atas jurang nampak dengan jelas.tetapi kondisi sekarang sudah berubah ,yang tinggal hanya beberapa tumpuk batu badan ular yang sudah di selimuti rumput-rumput menjalar.dan diatas bagian dekat kepala juga telah tidak terawatt lagi. juga terdapat bangunan musholla.sehingga keaslian batu ini tidak nampak lagi tertutup oleh rumput.

Watu ulo di desa seruni ini berbentuk badan ular , dengan bintik2 dmenjalar dari bawah jurang sampai atas tepi jurang .sedang kepalanya terdapat di desa wastulan. Dan kepala ular tersebut telah di amankan oleh pihak pemda untuk dijadikan barang sejarah sebagai koleksi museum.

Menurut cerita masyarakat,
Pada jaman dahulu jaman krajaan prabu tawang alun,terdapat seorang janda petani yang sederhana,yang bernama sayuwetan .hidup pas pasan hanya mengandalkan dari hasil padi yang Cuma seperipit.demi menghidupi ketiga anaknya tiap hari rajin kesawah untuk menanam padi sambil membawa ketiga anaknya untuk menemani sayuwetan mengerjakan sawah .sayuwetan termasuk orang yang prihatin hingga disela2 pekerjaan yang menyita banyak tenaga ,atau ysng biasa dikerjakan laki2 dikerjakanya dengan senang hati sambil berpuasa.dengan harapan yang kuat untuk menghidupi ketiga anaknya tersebut,

Hari berganti dari tanam,perawatan, hingga tiba musim panen.padi menguning dengan bulir2 padi seperti keemasan.sehingga masyarakat memuji cara bertanam sayu wetan .bagaimana tidask seorang wanita seorang diri bias menghasilkan buah padi yang sangat memuaskan.

Dihari yang cerah Sayuwetan danketiga anaknya pergi kesawah untuk memotong padi dengan alat yang biasa dipakai yaitu “sepuh gampung” dengan sabar sayuwetan mengerjakan tersebut sementara anaknya ditinggal dipondok. Ketika sayuwetan asik memotong padi
Datang seekor ular besar yang baru saja bertapa dari gunung raung.dengan sangat bernapsu karena baru saja berpuasa sang ular sangat bernapsu ketika melihat ada mangsa .hingga tapa sepengetahuan sayu wetan yang asik menuai padi,ular besar memangsa satu persatu anak sayu wetan.ketika pada saat memangsa anaknya yang kedua ,anak yang ketiga melapor/mendekati sayu wetan untuk melaporkan bahwa adiknya yang pertama ditelan ular.dengan berteriak2 anak ini melaporkan pada sayuwetan bahwa adik2nya telah dimakan ular besar……namun karena pada saat itu angin kencang ,teriakan2 anaknya tidak terdengar oleh sayu wetan.sayuwetan menyangka bahwa anaknya berteriak anaknya minta makan karena lapar….dengan santai sayu wetan menjawab pada anaknya yang berteriak2 minta tolong.. “ ya tunggu dulu ya nak ibu sebentar lagi selesai mengerjakn kerjaan ini….
akhirnya tidak terdengar lagi suara anaknya .karena satu persatu habis dimakan oler ular yang baru turun tapa dari gunung Raung.sayu wetan kaget kenapa tidak terdengar lagi suara anak2nya.pelan2 sayuwetan mendekati pondok mau melihat anak2nya dan mau membuka bontotan yang dibawanya dari rumah untuk dimakan bersama-sama.

Tapi alangkah terkejutnya sayu wetan ketika yang ada di pondok adalah seekor ular yang sangat besar,dengan perut buncit yang telah habis memakan anak-anaknya.dengan geram sayuwetan berkata”hai ular, kita sama2 bertapa tetapi mengapa kamu melukai orang yang bertapa”.kau telah memakan ketiga anakku.maka dengan ini bertapamu semuanya sudah luntur.
Maka terjadilah pertarungan antara dua mahluk yang sama2 saling berpuasa .mencoba menentukan siapa sebenarnya yang layak dikatakan “keyakinan hati yang putih pada yang maha kuasa” akhirnya dengan keyakinan hati yang putih pada yang maha kuasa sayuwetan menggerakkan “sepuh gampung” yang biasa untuk memotong padi untuk digunakan sebagai senjata.mendadak sepuh gampung bergerak sendiri mengejar-ngerjar ular tersebut dan memotong-motong tubuh sang ular,sang ular melolong minta ampun.tapi sepuh gampung terus mencincang tubuhnya.ketika memotong leher ular kepala ular tersebut meloncat jauh.seketika tubuh ular menjadi batu tubuhnya tetap di desa seruni kepala ular terbang kedesa wastulan.

sunggrak cemeng

Tinggalkan komentar